Rabu, 16 Oktober 2019

Desain Pekerjaan dan Analisis Pekerjaan



BAB I

PENDAHULUAN


A.                Latar Belakang
Pada era perkembangan globalisasi seperti saat ini, peran Sumber DayaManusia yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh dunia kerja. Strategi formulasi kebutuhan dunia kerja yang merupakan suatu hal yang mesti dimiliki oleh setiap kelompok, organisasi, lembaga atau perusahaan dan telah menjadi syarat untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal. Setiap pekerjaan dan kegiatan yang akan dilaksanakan perlu memahami konsep manajemen dalam pengelolaan sumberdaya manusia.
Manajemen sumber daya manusia atau Human Resource Managament, mencakup berbagai ranah manajemen yang dibutuhkan di dunia industri atau dunia pendidikan. Manajemen sumber daya manusia yang meliputi manajemen tenaga kerja, personil, karyawan, pegawai atau anggota, sehingga dapat lebih dengan mudah untuk mengidentifikasi sumber dari mana personil itu diperoleh, menentukan atau menghitung berapa karyawan yang dibutuhkan, merencanakan dan menganilisis pemenuhan kebutuhan sampai mengevaluasi hasil kerja.

B.                 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1.      Apa pengertian desain pekerjaan?
2.      Apa tujuan desain pekerjaan?
3.      Apa saja elemen-elemen desain pekerjaan?
4.      Apa pengertian Trade-offs keperilakuan dan efisiensi?
5.      Apa pengertian analisis pekerjaan?
6.      Apa arti pentingnya analisis jabatan?
7.      Apa tujuan analisis jabatan?
8.      Apa saja langkah – langkah utama dalam analisis jabatan?
9.      Apa saja jenis – jenis analisis pekerjaan?     
10.  Bagaimana sifat analisis jabatan?
11.  Apa fungsi metode mengumpulkan informasi analisis jabatan?


BAB II

PEMBAHASAN

A.                Pengertian Desain Pekerjaan
Desain pekerjaan merupakan salah satu komponen penting dalam manajemen sumber daya manusia. Desain pekerjaan atau biasa disebut dengan rencana kerja merupakan fungsi penetapan kegiatan-kegiatan individu atau kelompok karyawan dalam wadah organisasi. Desain pekerjaan merupakan jembatan atau penghubung antara karyawan dengan organisasi. Dalam mendesain suatu pekerjaan hendaknya memperhatikan hubungan antar teknologi dengan manusia, selain itu juga harus dapat memfasilitasi pencapaian tujuan perusahaan serta mengetahui kapasitas dan kebutuhan karyawan yang melaksanakan tugas tersebut. Inti dalam desain pekerjaan adalah bagaimana membuat semua pekerjaan yang ada disusun secara sistematis. Desain pekerjaan membantu dalam menjelaskan pekerjaan apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakan pekerjaan tersebut, berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan bagaimana ketentuan yang harus dijalankan sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.

B.                 Tujuan Desain Pekerjaan
Tujuan desain pekerjaan secara umum adalah untuk penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan perusahaan, teknologi dan perilaku. Dengan demikian dari sudut pandang personalia, desain pekerjaan sangat mempengaruhi kualitas kehidupan kerja, dimana hal ini tercermin pada kepuasan kerja para karyawan yang memegang jabatan tersebut.
Atas dasar pentingnya peranan yang dimainkan oleh desain pekerjaan dalam kualitas dan kepuasan kerja, maka sangat dibutuhkan analisis pekerjaan. Analisis pekerjaan secara sistematis mengumpulkan, mengevaluasi dan mengorganisasi informasi tentang pekerjaan-pekerjaan. Dari informasi yang dihasilkan oleh analisis pekerjaan akan disusun atau diadakan desain pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaan, tujuan dan jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan.

C.                Elemen-Elemen Desain Pekerjaan
Elemen – elemen desain pekerjaan merupakan unsur – unsur yang harus ada pada pembentukan desain pekerjaan dari suatu perusahaan.  Ada 3 jenis elemen dalam desain pekerjaan :
1.        Elemen Organisasional
Elemen-elemen organisasional pada desain pekerjaan bersangkutan dengan efisiensi. Pekerjaan-pekerjaan yang dirancang secara efisien mendorong karyawan yang mampu dan ttermotivasi untuk mencapai keluaran maksimum.
1)        Pendekatan Mekanistik
Dalam mendesain suatu pekerjaan atau perusahaan kita perlu melakukan pendekatan mekanistik. Pendekatan ini bertujuan untuk merinci hal – hal yang perlu dipersiapkan dalam membuat suatu usaha.
2)        Aliran Kerja.
Aliran kerja ini merupakan alur dari desain pekerjaan yang akan dilakukan. Setiap pekerja atau staf akan lebih mudah menyelesaikan tugas jika aliran kerja ini dibuat dengan baik dan benar.
3)        Praktek-Praktek Kerja
Desain pekerjaan akan terlihat lebih efektif jika dilakukan praktek – praktek kerja yang akan membantu peningkatan hasil dari pekerjaan yang dilakukan

2.        Elemen Lingkungan
Aspek kedua desain pekerjaan berkaitan dengan elemen-elemen lingkungan. Seperti hampir dalam semua kegiatan personalia, para perancang pekerjaan tidak dapat mengabaikan pengaruh lingkungan eksternal.
1)        Internal
Faktor internal perusahaan memiliki andil yang cukup besar dalam membuat desain pekerjaan. Pekerjan yang akan dibagikan dalam bentuk tugas – tugaspada staff harus disesuaikan dengan internal perusahaan. Faktor internal ini contohnya seperti modal perusahaan, kualitas pegawai, dsb.
2)        Eksternal
Eksternal ini datang dari luar perusahaan. Keadaan ini terjadi ketika mungkin teknologi yang berkembang mengharuskan perusahaan untuk mendesain sistem pekerjaan ataupun barang dan jasa yang dijual.

3.        Elemen Keperilakuan
1)        Otonomi
Kebijakan atau otonomi merupakan unsur yang perlu diperhatikan dalam menyusun desain pekerjaan. Kebijakan ini dapat datang dari atasan, pemegang saham, atau pemimpin pemerintahan.
2)        Variasi Pekerjaan
Variasi pekerjaan ini dapat ditunjukkan berupa inovasi – inovasi dalam mengolah produk untuk dapat didesain sesuai dengan kebutuhan konsumen dan perkembangan ilmu dan teknologi.
3)        Identitas tugas
Identitas tugas ini merupakan unsur desain pekerjaan dimana staf atau pekerja harus memiliki identitas yang menjadikan pekerjaan yang dilakukan lebih tertata, sesuai, sehingga perusahaan berjalan lebih efektif dan efisien.
4)        Umpan balik
Unsur desain pekerjaan ini semacam evaluasi yang membutuhkan feedback atau umpan balik dari konsumen maupun pihak yang terkait dengan jalannya perusahaan. Umpan balik ini berfungsi sebagai acuan perkembangan perusahaan.

D.                Pengertian Trade-Offs
Pengertian efisiensi yaitu perbandingan antara pengeluaran dengan pemasukan. Unsur-unsur efisiensi akan membentuk spesialisasi yang tinggi, mengurangi perbedaan atau variasi, meminimumkan otonomi dan unsur-unsur kontradiktif lainnya.
Trade off yang dihadapi oleh para perancang pekerjaan perusahaan yaitu:
·         Produktivitas versus spesialisasi
Tambahan spesialisasi akan menaikkan output sampai pada titik tertentu, apabila ada kenaikan spesialisasi maka output mengalami penurunan, karena adanya kebosanan atas pelaksanaan tugas yang terus menerus. Output dapat ditingkatkan dengan mengurangi spesialisasi pekerjaan.         
·         Kepuasan kerja versus spesialisasi:
Kepuasan kerja akan meningkat sejalan dengan kenaikan spesialisasi, dan tambahan tambahan spesialisasi mengakibatkan kepuasan kerja akan menurun. Pekerjaan tanpa spesialisasi membuat karyawan membutuhkan waktu lama untuk mempelajari pekerjaan tersebut sampai mampu untuk melakukannya. Kepuasan kerja akan menurun karena kurangnya otonomi, variasi dan identitas tugas. Produktivitas terus naik bile kebaikan spesialisasi lebih besar daripada kelemahan akibat ketidakpuasan.
·         Proses belajar versus spesialisasi:
Pekerjaan yang sangat terspesialisasi lebih mudah dipelajari dibandingkan dengan pekerjaan yang tidak terspesialisasi. Proses belajar pada pekerjaan yang terspesialisasi lebih cepat mencapai standar (ditunjukkan oleh garis putus-putus). Pekerjaan yang tidak terspesialisasi memerlukan waktu lebih lama untuk dipelajari.
·         Perputaran karyawan versus spesialisasi:
Spesialisasi pekerjaan dapat dengan mudah dan cepat dipelajari, tapi biasanya kepuasan yang diperoleh lebih rendah, kepuasan yang rendah ini akan menyebabkan tingkat perputaran tenaga keda tinggi (turn over manpower).

E.                 Pengertian Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan merupakan tahap lanjutan setelah sebuah perusahaan atau organisasi selesai mendesain sebuah pekerjaan. Analisis pekerjaan merupakan studi sistematis mengenai tugas, kewajiban dan tanggung jawab dari suatu pekerjaan, pengetahuan, kemampuan serta keahlian yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Secara umum analisis pekerjaan juga merupakan bagian dari analisa jabatan. Analisa jabatan merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan menentukan secara rinci tugas-tugas dan persayaratan dari suatu jabatan tertentu. Stephen Robbin (1993) mendefinisikan analisa jabatan sebagai suatu bentuk pengembangan uraian terperinci dari tugas-tugas yang harus dilakukan dalam suatu jabatan, penentuan hubungan dari satu jabatan dengan jabatan lain, penentuan tentang kemampuan, ketrampilan, dan kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan karyawan untuk melaksanakan pekerjaan secara efisien dan efektif.

F.                 Arti Penting dari Analisis Jabatan
Melalui analisis jabatan akan diketahui berapa posisi/jabatan yang seharusnya ada dalam suatu organisasi dan kemampuan apa yang dibutuhkan oleh pemegang jabatan. Analisis jabatan adalah sebuah proses untuk memahami suatu jabatan dan kemudian menyadurnya ke dalam format yang memungkinkan orang lain untuk mengerti tentang jabatan tersebut. Analisis jabatan adalah suatu kegiatan untuk mencatat, mempelajari dan menyimpulkan keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang berhubungan dengan masing-masing jabatan secara sistematis dan teratur, yaitu:
1)      Apa yang dilakukan pekerja pada jabatan tersebut
2)      Apa wewenang dan tanggung jawabnya
3)      Mengapa pekerjaan tersebut harus dilakukan
4)      Bagaimana cara melakukannya
5)      Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaannya
6)      Besarnya upah dan lamanya jam bekerja
7)      Pendidikan, pengalaman dan latihan yang dibutuhkan

G.                Tujuan Analisis Jabatan
Adapun tujuan-tujuan dilakukannya Analisis Jabatan (Job Analysis) adalah sebagai berikut :
1)      Rekrutmen dan Seleksi (Recruitment and Selection)
Analisis Jabatan membantu manajemen untuk menentukan jenis orang yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan atau melakukan pekerjaan tertentu. Analisis Jabatan ini menunjukan kualifikasi pendidikan, pengalaman kerja, keterampilan teknis, fisik, emosional dan keahlian pribadi seseorang untuk dapat melakukan pekerjaan dan mengisi jabatan yang dibutuhkan. Tujuannya adalah mendapatkan orang yang tepat untuk melakukan pekerjaan yang tepat atau mengisi posisi jabatan yang tepat (right person at the right place).
2)      Menilai Kinerja Karyawan (Performance Analysis)
Dengan Analisis Jabatan atau Job Analysis (Analisis Pekerjaan) ini, manajemen dapat memeriksa apakah sasaran dan tujuan pekerjaan yang dibebankan ke karyawan yang bersangkutan sudah tercapai atau tidak. Hal ini dikarenakan Job Analysis juga membantu menentukan standar kerja, kriteria evaluasi dan hasil kerja individu atau karyawannya. Dengan demikian, keseluruhan kinerja seorang karyawan dapat diukur dan dinilai sesuai dengan Dokumentasi Job Analysis.
3)      Pelatihan dan Pengembangan (Training and Development)
Analisis Jabatan atau Analisis Pekerjaan ini juga dapat digunakan untuk menilai kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan. Perbedaan antara hasil kerja yang diharapkan dengan kenyataan (aktual) kinerja karyawan menentukan tingkat pelatihan yang perlu diberikan kepada karyawan yang bersangkutan. Dengan Job Analysis ini, manajemen dapat menentukan isi pelatihan, peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan untuk melakukan pelatihan serta metoda yang akan digunakan untuk pelatihan ini.
4)      Manajemen Kompensasi (Manajement Compensation)
Job analysis atau analisis pekerjaan ini memainkan peranan yang penting dalam menentukan paket gaji, tunjangan dan insentif karyawan. Tentunya, Paket gaji seorang karyawan pada dasarnya tergantung pada posisi, jabatan, tugas dan tanggung jawab yang terlibat dalam suatu pekerjaan. Proses ini dapat membantu manajemen khusus manajer sumber daya manusia untuk menentukan kompensasi yang harus diberikan pada karyawan yang melakukan pekerjaan tersebut.
Selain beberapa tujuan diatas, Job Analysis ini juga digunakan untuk merancang, mendesain ulang, memperkaya, mengevaluasi serta menambahkan atau mengurangi tanggung jawab pada pekerjaan tertentu agar dapat meningkatan kepuasan karyawan sekaligus mencapai produktivitas yang diinginkan oleh manajemen.

H.                Langkah – Langkah Utama Dalam Analisis Jabatan
Dessler menyatakan ada enam langkah dalam analisis pekerjaan. Adapun keenam langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Menentukan bagaimana untuk menggunakan informasi yang didapat.
Mengetahui cara menggunakan data yang diperoleh akan memberikan gambaran bagaimana untuk mengumpulkan data tersebut. apakah dengan menggunakan wawancara atau questionaire.
2)      Meninjau informasi dasar dyang relevan, seperti bagan organisasi, bagan proses dan deskripsi pekerjaan.
3)      Memilih posisi yang dapat mewakili. Ada banyak pekerjaan yang serupa untuk dianalisis, sehingga perlu mengambil sample pekerjaan tersebut untuk dianalisis.
4)      Menganalisis pekerjaan. Mengumpulkan data aktifitas pekerjaan, perilaku karyawan yang dibutuhkan, kondisi pekerjaan, dan sifat serta kemampuan manusia yang dibutuhkan untuk melakukan pekrjaan itu.
5)      Memverifikasi informasi analisis pekerjaan kepada pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut dilakukan oleh atasan langsung. hal ini kan membantu mengonfirmasikan bahwa informasi itu benar dan lengkap.
6)      Membuiat deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Deskripsi pekerjaan adalah daftar tertulis yang mendeskripsikan aktifitas dan tanggung jawab dari pekerjaan, juga kondisi pekerjaan serta bahawa dan keamanan dari suatu pekerjaan, Spesifikasi pekerjaan meringkas mutu, kualitas dan keterampilan dan latar belakang pribadi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

I.                   Jenis – Jenis Analisis Pekerjaan
Terdapat dua jenis analisis pekerjaan yang utama yakni:
1.      Analisis pekerjaan tradisional (Traditional Job Description), yang mana hanya mencari informasi sekitar 3 aspek, yaitu:
a)      Tanggung jawab (responsibilities) dari seseorang terhadap pekerjaannya dan tunduk pada pengarahan dan pengendalian,
b)      Kewajiban (duties) umum dari orang yang memegang suatu kedudukan, dan
c)      Kualifikasi (qualification) minimal yang layak untuk diterima.
2.      Analisis pekerjaan yang berorientasi pada hasil (Results-oriented Job Description), dimana lebih menekankan pada manfaat suatu pekerjaan, harapan yang akan dicapai, sesuai dengan aspek-aspek, yaitu:
a)      Tasks, perilaku, kewajiban atau fungsi apa yang penting untuk suatu pekerjaan;
b)      Conditions, berkaitan dengan sifat dasar pekerjaan, syarat-syarat suatu pekerjaan serta kondisinya;
c)      Standards, ini berhubungan dengan performansi suatu pekerjaan baik dilihat dari segi standar kuantitas, standar kualitas, dan standar waktu dikaitkan dengan tujuan organisasi;
d)     SKAs (Skills, Knowledge, Abilities), yang mana dibutuhkan kriteria kecakapan, pengetahuan dan kemampuan yang standar minimal layak untuk diterima;
e)      Qualifications, yang berkaitan dengan kualifikasi pendidikan, kualifikasi pengalaman,dan kualifikasi tambahan yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan.

J.                  Sifat Analisis Jabatan
·         Analisis Jabatan adalah :
Prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan ketrampilan dari suatu jabatan dan orang macam apa yang akan ditugasi disitu.
·         Uraian Jabatan adalah :
Suatu daftar tugas-tugas, tanggung jawab, hubungan laporan, kondisi kerja, dan kepercayaan suatu jabatan.
·         Spesifikasi Jabatan adalah :
Suatu daftar dari tuntutan manusiawi suatu jabatan yakni pendidikan, ketrampilan, kepribadian yang sesuai.
·         Kegunaan Informasi Jabatan:
Perekrutan dan Seleksi,
Penilaian Kinerja,
Kompensasi,
Pelatihan,
Memastikan Pengangkatan yang Lengkap atas Semua Tugas.

K.                Fungsi Metode Mengumpulkan Informasi Analisis Jabatan
Terdapat tiga metode yang biasanya digunakan dalam Analisis Jabatan :
1. Metode Observasi (Observation Method)
Pada metode analisis jabatan yang menggunakan observasi ini, seorang analis jabatan (orang yang melakukan analisis jabatan) mengamati seorang karyawan dan mencatat semua tugasnya baik yang dilakukannya maupun yang tidak dilakukannya, tanggung jawab maupun bukan tanggung jawabnya, keterampilan yang dibutuhkan, metode atau cara digunakan untuk melakukan tugas serta kemampuan dan mental atau emosional yang dibutuhkan untuk menangani tantangan dan risiko.
2. Metode Wawancara (Interview Method)
Wawancara adalah metode pengumpulan data dan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada karyawan. Pada umumnya, terdapat tiga jenis wawancara yaitu wawancara individual yaitu wawancara hanya dengan karyawan terkait, wawancara kelompok dengan kelompok karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang sama dan wawancara dengan penyelia (supervisor) atau atasan karyawan yang bersangkutan yang mengetahui pekerjaan tersebut.
3. Metode Kuesioner (Questionnaire Method)
Metode Kuesioner merupakan salah satu metode pengumpulan data dan informasi untuk analisis jabatan yang sering digunakan. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh karyawan yang akan dianalisis jabatannya. Kelebihan dari metode kuesioner ini adalah dapat mengumpulkan sejumlah informasi tentang pekerjaan dalam waktu yang relatif singkat dan biaya yang relatif murah dengan catatan bahwa karyawan dapat secara akurat menganalisis dan mengkomunikasikan informasi tentang pekerjaan mereka.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Analisis pekerjan adalah suatu proses dimana menganalisis, mengumpulkan, dan menafsirkan informasi yang mana informasi tersebut berkaitan dengan pekerjaan, hal ini juga berkaitan dengan tugas-tugas yang berhubungan dengan pekerjaan dan keahlian tersebut. Dimana nantinya analisis pekerjaan digunakan acuan dalam  merekrut para pencari kerja dimana sesuai dengan kriteria yang sudah ada.
Desain pekerjaan merupakan salah satu komponen penting dalam manajemen sumber daya manusia. Desain pekerjaan atau biasa disebut dengan rencana kerja merupakan fungsi penetapan kegiatan-kegiatan individu atau kelompok karyawan dalam wadah organisasi. Desain pekerjaan merupakan jembatan atau penghubung antara karyawan dengan organisasi. Dalam mendesain suatu pekerjaan hendaknya memperhatikan hubungan antar teknologi dengan manusia, selain itu juga harus dapat memfasilitasi pencapaian tujuan perusahaan serta mengetahui kapasitas dan kebutuhan karyawan yang melaksanakan tugas tersebut. Inti dalam desain pekerjaan adalah bagaimana membuat semua pekerjaan yang ada disusun secara sistematis. Desain pekerjaan membantu dalam menjelaskan pekerjaan apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakan pekerjaan tersebut, berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan bagaimana ketentuan yang harus dijalankan sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar